Our social:

Senin, 22 Februari 2016

Si Pemburu Burung Yang Dungu

Si Pemburu Burung Yang Dungu
Ibnu Mas’ud ra, sahabat Rasulullah saw yang dilenal sebagai pakai tafsir al-Quran, pernah menyindir orang-orang yang suka mendengarkan nasehat tapi tidak bisa mengambil pelajaran dari nasehat itu.

“Orang yang beruntung adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain.” Kata beliau.

Beliau melanjutkan ucapannya: perumpamaan kalian dalam hal mendengarkan nasehat sama dengan cerita mengenai seorang pemburu yang berhasil menangkap seekor burung.

Burung itu bilang, “Jangan engkau sembelih aku. Tak ada gunanya engka sembelih aku. Tapi kalau engkau bersedia melepaskanku aku akan memberikan tiga nasehat yang sangat berguna untukmu.” Si pemburu setuju.

Burung itu mulai mengucapkan nasehatnya. “Pertama, janganlah engkau melepas keuntungan yang sudah pasti. Kedua, janganlah engkau mempercayai sesuatu yang mustahil. Ketiga, jangan engkau ulurkan tanganmu kepada sesuatu yang tidak bisa engkau capai.”

Akhirnya, pemburu itupun melepaskannya. Setelah lepas dan terbang, burung itu berkata kepadanya: “Sebetulnya di tenggorokanku terdapat intan permata yang sangat besar. Bila engkau mengeluarkannya engkau akan menjadi orang yang sangat beruntung.”

Mendengar hal itu, si pemburu langsung mengejarnya. Burung itu terbang menjauh sambil berkata “Hei kamu, pemburu dungu, begitu cepatnya engkau melupakan nasehat yang telah aku sampikan. Dengan melepas aku engkau telah melepas keuntungan yang sudah pasti. Sekarang, engkau mengulurkan tangan kepada sesuatu yang tak mungkin engkau capai. Engkau juga percaya padaku mengenai sesuatu yang mustahil. Tenggorokanku hanya berisi satu atau dua biji. Mana mungkin ada intan besar di dalamnya.” 



Selepas menceritakan kisah ini, Ibnu Mas’ud berkata kepada murid-muridnya: “Seperti itulah gambaran kalian ketika mendegarkan nasehat.”

Disarikan dari buku: Anekdot Fauna, Jumadats Tsaniyah 1429 H, Sidogiri Penerbit.

0 komentar:

Posting Komentar