Si Pemburu Burung Yang Dungu
Ibnu Mas’ud ra, sahabat Rasulullah saw yang dilenal sebagai
pakai tafsir al-Quran, pernah menyindir orang-orang yang suka mendengarkan
nasehat tapi tidak bisa mengambil pelajaran dari nasehat itu.
“Orang yang beruntung adalah orang yang bisa mengambil pelajaran
dari orang lain.” Kata beliau.
Beliau melanjutkan ucapannya: perumpamaan kalian dalam hal
mendengarkan nasehat sama dengan cerita mengenai seorang pemburu yang berhasil
menangkap seekor burung.
Burung itu bilang, “Jangan engkau sembelih aku. Tak ada
gunanya engka sembelih aku. Tapi kalau engkau bersedia melepaskanku aku akan
memberikan tiga nasehat yang sangat berguna untukmu.” Si pemburu setuju.
Burung itu mulai mengucapkan nasehatnya. “Pertama, janganlah
engkau melepas keuntungan yang sudah pasti. Kedua, janganlah engkau mempercayai
sesuatu yang mustahil. Ketiga, jangan engkau ulurkan tanganmu kepada sesuatu
yang tidak bisa engkau capai.”
Akhirnya, pemburu itupun melepaskannya. Setelah lepas dan
terbang, burung itu berkata kepadanya: “Sebetulnya di tenggorokanku terdapat
intan permata yang sangat besar. Bila engkau mengeluarkannya engkau akan
menjadi orang yang sangat beruntung.”
Mendengar hal itu, si pemburu
langsung mengejarnya. Burung itu terbang menjauh sambil berkata “Hei kamu,
pemburu dungu, begitu cepatnya engkau melupakan nasehat yang telah aku
sampikan. Dengan melepas aku engkau telah melepas keuntungan yang sudah pasti.
Sekarang, engkau mengulurkan tangan kepada sesuatu yang tak mungkin engkau
capai. Engkau juga percaya padaku mengenai sesuatu yang mustahil. Tenggorokanku
hanya berisi satu atau dua biji. Mana mungkin ada intan besar di dalamnya.”



Selepas menceritakan kisah ini, Ibnu
Mas’ud berkata kepada murid-muridnya: “Seperti itulah gambaran kalian ketika
mendegarkan nasehat.”
Disarikan dari buku: Anekdot Fauna,
Jumadats Tsaniyah 1429 H, Sidogiri Penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar