Terbunuhnya Abu Ubaid (Perang Jembatan I)
Pada postingan kali ini saya akan mengajak pembaca untuk
mengingat tragedi Terbunuhnya Abu Ubaid yang terjadi pada saat berkecamuknya
Perang Jembatan Pertama.
Ketika kabar kaburnya pasukan Persia didengar oleh Rustum
(Raja Persia) dia mengutus pasukan yang lebih besar dari pasukan sebelumnya
(peristiwa an-Namariq) dan dipimpin oleh oleh Bahman Jadzawaih yang terkenal
dengan julukan “Dzul Hajib (Si Alis Tebal)” dengan membawa bendera kebesaran
mereka yang bernama Darfasy Kabayan “درفش كابيان”. Kedua
pasukan antara pasukan Islam dan pasukan Persia dibelah oleh sungai Evrat (فرات).
Panglima pasukan Persia (Bahman Jadzawaih) memberi ultimatum
kepada pihak pasukan Islam, memberikan pilihan apakah Persia yang mendatangi
Muslimin atau Muslimin yang mendatangi mereka. Lalu Abu Ubaid, panglima pasukan
Islam memilih untuk menyerang dan mendatangi pasukan Persia.
Para tokoh Muslim yang ikut memperkuat pasukan Islam sempat
tersentak mendengar keputusan yang diambil oleh Abu Ubaid. Sebagian dari mereka
menyanggah dan melarang Abu Ubaid untuk maju menyerang pasukan Persia. Namun
beliau menepis dan berkata: “Orang-orang Persia tidak boleh lebih berani mati
dari pada kita.” Akhirnya perangpun berkecamuk dan tak bisa dielakkan.
Pasukan Islam menyeberangi sungai dengan panji-panji Islam. Tanpa
terduga pasukan Persia menyimpan pasukan bergajah di barisan belakang. Pasukan Islam
mampu menaklukkan pasukan bergajah tersebut meski sarana perang mereka adalah
kuda sehingga hal itu sontak membuat pasukan Persia merasa kesulitan.
Melihat keadaan itu, Abu Ubaid turun dari kudanya bersama pasukan.
Mereka menerkam gajah-gajah Persia dan memotong pelananya. Hingga satu gajah
menyerunduk Abu Ubaid dan menginjaknya hingga beliau gugur sebagai syahid.
Estafet kepemimpinan kemudian diambil oleh Mutsanna. Keadaan mulai
kacau. Sebagian pasukan Muslim mulai lari dari medan perang dan memotong
jembatan yang menghubungkan sungai Evrat itu dengan tujuan agar tidak ikut lari
dari medan perang. Lalu Mutasanna mengumpulkan pasukan tersisa dan menyerang
pasukan Persia hingga titik kemenangan.
Peperangan ini terjadi pada bulan Sya’ban 13 H (Oktober 634
H). Jumlah pasukan Isalm pada perang ini berjumlah 9000 jiwa. Gugur sebagai
syahid sebanyak 4000 jiwa. Pasukan yang lari sebanyak 2000 jiwa. Sedangkan yang
tetap berperang bersama Mutsanna sebanyak 3000. Dari pihak Persia sebanyak 6000
pasukan terbunuh.
0 komentar:
Posting Komentar