Our social:

Latest Post

Minggu, 28 Februari 2016

Real Madrid Menyerah Dalam Perburuan Titel la Liga

Real Madrid Menyerah Dalam Perburuan Titel la Liga

Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, akhirnya harus mengakui bahwa peluang menjadi juara La Liga musim ini sudah tertutup. Saat menjalani laga derby Madrid nan menentukan pasukan Los Blancosjustru kalah.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Santiago Bernabeu kemarin malam (27/02), Real Madrid harus menyerah dengan skor 0-1. Antoine Griezmann menjadi satu-satu pemain yang bisa mencetak gol dalam laga tersebut, pada menit 53.

Sebelum laga berlangsung Zidane sempat mengucapkan bahwa kalah dari Atletico bukan dari perjuangan El Real. Namun pada kenyataannya, mereka kini tertinggal di peringkat tiga dan sudah berjarak sembilan poin dari Barcelona di peringkat pertama yang masih menyisakan satu laga.

"Liga sudah berakhir. Kalah di kandang menghadapi Atletico adalah kehilangan yang sangat besar," kata Zidane seperti dikutip Football Espana.

Kemudian, pelatih asal Prancis tersebut mengakui akan melakukan perubahan dalam skuatnya mulai musim depan agar bisa menjadi penantang gelar.

"Saya percaya dengan para pemain. Kami akan berubah tahun depan dan akan ada beberapa perubahan," paparnya.

Sumber: http://www.bola.net

Jasa Ayam Jantan

Jasa Ayam Jantan
Sahabat sekalian. Alhamdulillah saya dianugerahi kesempatan untuk bisa posting lagi. Alhamdulillah pembaca juga dianugerahi kesempatan untuk bisa membaca postingan ini. Pada posting kali ini, saya akan bercerita tentang para ulama yang menggunakan jasa ayam jantan. Monggo....
Beberapa ulama ternyata merasa sangat terbantu oleh ayam jantan dalam beribadah kepada Allah Swt. Makhlul, seorang ulama dari kalangan tabiin, misalnya. Konon, ketika ikut berjihad di medan perang, beliau tidak hanya membawa kuda dan senjata, akan tetapi beliau juga tidak lupa membawa seekor ayam jantan. Beliau memberi nama ayam jantan miliknya itu dengan nama “Mahbub”.
Si “Mahbub” ini sangat membantu Makhlul terbangun tengah malam dengan kokok khasnya. Beliau bangun dan berwudhu lalu mengerjakan shslat malam. Setelah itu, beliau membanguni prajurit-prajurit yang lain dan menyuruh mereka untuk shalat dua rakaat dan berdzikir kepada Allah Swt.
Tidak hanya makhlul, Said bin Jubair, ulama dari generasi tabiin pula, juga merasakan hal yang sama seperti yanf=g dialami Makhlul. Said merasa sangat terbantu dengan kokok ayam untuk bisa bangun beribadah tengah malam.
Konon, Said pernah memiliki seekor ayam jantan yang suara kokoknya senantiasa membangunkan beliau untuk beribadah tengah malam. Namun, pada suatu malam ayam itu tidak terdengar kokoknya sehingga membuat Said bin Jubair tidak bangun tidur hingga waktu shalat shubuh tiba. Akhirnya beliau merasa geram dengan ayamnya itu. Beliau sampai melontarkan kata-kata bernada amarah. “Kenapa dengan dia? Semoga Allah Swt memutus suaranya!” kata beliau geram.
Setelah do’a Said in Jubair ini, ayam itu benar-benar tidak terdengar lagi kokoknya. Hingga ibu Said bin Jubair berkat kepadanya: “Engkau jangan berdo’a buruk lagi kepada sesuatu apapun!”.
Dari sepenggal kisah ini, kita bisa memetik hikmah, bahwa kita hanyalah manusia biasa yang masih membutuhkan orang lain. Bahkan kita masih butuh sama hewan. Semoga bermanfaat!


Disarikan dari buku: Anekdot Fauna, Jumadats Tsaniyah 1429 H, Sidogiri Penerbit.

Terbunuhnya Abu Ubaid (Perang Jembatan I)

Terbunuhnya Abu Ubaid (Perang Jembatan I)
Pada postingan kali ini saya akan mengajak pembaca untuk mengingat tragedi Terbunuhnya Abu Ubaid yang terjadi pada saat berkecamuknya Perang Jembatan Pertama.
Ketika kabar kaburnya pasukan Persia didengar oleh Rustum (Raja Persia) dia mengutus pasukan yang lebih besar dari pasukan sebelumnya (peristiwa an-Namariq) dan dipimpin oleh oleh Bahman Jadzawaih yang terkenal dengan julukan “Dzul Hajib (Si Alis Tebal)” dengan membawa bendera kebesaran mereka yang bernama Darfasy Kabayan “درفش كابيان. Kedua pasukan antara pasukan Islam dan pasukan Persia dibelah oleh sungai Evrat (فرات).
Panglima pasukan Persia (Bahman Jadzawaih) memberi ultimatum kepada pihak pasukan Islam, memberikan pilihan apakah Persia yang mendatangi Muslimin atau Muslimin yang mendatangi mereka. Lalu Abu Ubaid, panglima pasukan Islam memilih untuk menyerang dan mendatangi pasukan Persia.
Para tokoh Muslim yang ikut memperkuat pasukan Islam sempat tersentak mendengar keputusan yang diambil oleh Abu Ubaid. Sebagian dari mereka menyanggah dan melarang Abu Ubaid untuk maju menyerang pasukan Persia. Namun beliau menepis dan berkata: “Orang-orang Persia tidak boleh lebih berani mati dari pada kita.” Akhirnya perangpun berkecamuk dan tak bisa dielakkan.
Pasukan Islam menyeberangi sungai dengan panji-panji Islam. Tanpa terduga pasukan Persia menyimpan pasukan bergajah di barisan belakang. Pasukan Islam mampu menaklukkan pasukan bergajah tersebut meski sarana perang mereka adalah kuda sehingga hal itu sontak membuat pasukan Persia merasa kesulitan.
Melihat keadaan itu, Abu Ubaid turun dari kudanya bersama pasukan. Mereka menerkam gajah-gajah Persia dan memotong pelananya. Hingga satu gajah menyerunduk Abu Ubaid dan menginjaknya hingga beliau gugur sebagai syahid.
Estafet kepemimpinan kemudian diambil oleh Mutsanna. Keadaan mulai kacau. Sebagian pasukan Muslim mulai lari dari medan perang dan memotong jembatan yang menghubungkan sungai Evrat itu dengan tujuan agar tidak ikut lari dari medan perang. Lalu Mutasanna mengumpulkan pasukan tersisa dan menyerang pasukan Persia hingga titik kemenangan.
Peperangan ini terjadi pada bulan Sya’ban 13 H (Oktober 634 H). Jumlah pasukan Isalm pada perang ini berjumlah 9000 jiwa. Gugur sebagai syahid sebanyak 4000 jiwa. Pasukan yang lari sebanyak 2000 jiwa. Sedangkan yang tetap berperang bersama Mutsanna sebanyak 3000. Dari pihak Persia sebanyak 6000 pasukan terbunuh.