3 Warna Para Pencari Ilmu
Mencari ilmu merupakan kewajiban setiap Muslim. Baik
laki-laki maupun perempuan sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah
SAW: “Mencari ilmu wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah.”
Kewajiban mencari ilmu ini bersifat real sejak pertama
menginjakkan kaki di dunia hingga tutup usia. Sesuai sabda Raasulullah SAW: “Carilah
ilmu sejak masih dalam ayunan ibu hingga ke liang lahat.”
Namun dalam mencari ilmu ini harus didorong oleh niat yang
ikhlas dan tujuan yang benar. Sebab segala amal manusia itu bergantung pada
niat dan tujuannya. Maka, meninjau aspek pendorong ini, orang yang mencari ilmu
terbagi menjadi 3 bagian.
Pertama: orang yang mencari ilmu untuk dijadikan bekal ketika
mati, mencari pengetahuan semata-mata karena Allah Swt dan hari akhir. Pencari ilmu
semacam ini merupakan jiwa yang ikhlas dan tentu tergolong orang-orang yang
beruntung.
Kedua: orang yang mencari ilmu dengan tujuan untuk dijadikan
penopang untuk kehidupan dunia yang sementara sehingga dengan ilmu itu dia bisa
mendapatkan kemuliaan, pangkat yang tinggi dan harta yang melimpah. Namun orang
ini mengetahui akan hal itu dan menyadari dalam hatinya bahwa tujuannya dalam
mencari ilmu tiada hanyalah tujuan yang hina.
Pencari semacam kedua ini sungguh mengkhawatirkan. Sebab jika
ajalnya tiba dan dia belum sempat bertaubat dikhawatirkan hidupnya berakhir
dengan "سؤالخاتمة". Namun jika ia dianugerahi
pertolongan untuk segera bertaubat kepada Allah sebelum ajalnya tiba dan
mengaplikasikan ilmunya untuk beribadah dan memperbaiki kekeliruan-kekeliruan
yang telah berlalu, maka dia akan tergolong orang yang beruntung pula. Sebab orang
yang bertaubat dari dosa itu layaknya orang yang bersih dari dosa.
Ketiga: orang yang mencari ilmu yang niatnya diatur dan
dikuasai oleh syetan. Segala ilmu yang ia peroleh digunakan sebagai link untuk
bersaing dalam menumpuk harta, bersenang-senang dalam kesombongan dengan
pangkat dan merasa paling mulia dengan menjaring banyak pengikut. Dengan demikian
yang terbesit dalam hatinya adalah dia merasa mendapat empat mulia di sisi
Allah Swt dengan berbaju layaknya ulama. Dia selalu merasa bahwa dirinya selalu
berbuat baik. Meskipun secara lahir batin dia selalu disibukkan dengan urusan dunia.
Sungguh ini adalah dugaan terbujuk dan tertipu yang dapat menjadikannya orang
yang binasa dan terlena. Oleh sebab itu, tak bisa diharapkan darinya jalan
untuk bertaubat kepada Allah Swt.
Kesimpulan: dalam mencari ilmu harus didasari dengan niat
yang ikhlas dan tujuan yang benar. Dari 3 warna para pencari ilmu di muka,
hanya pertama yang harus kita teladani. Sudah semestinya ibadah dan pekerjaan
kita dalam segala aspek kehidupan harus dibacking dengan niat yang benar. Sebab
dengan itu kita bisa bahagia dunia terlebih di akhirat kelak. Semoga bermanfaat!
Author: Rahman Faruq | @ER_Faruq