Etika Kita Saat Bergaul dengan Sesama
Dalam kehidupan kita sehari-hari sudah menjadi sesuatu yang
tak terelakkan bahwa kita kiyta akan selalu bergaul dengan sesama makhluk. Hal itu
disebabkan oleh status kita yang merupakan makhluk sosial. Satu detikpun kita
takkan mampu hidup sendiri tanpa adanya peran orang lain.
Bergaul dengan sesama harus sesuai dengan etika dan adat. Bagaimana
sekiranya etika kita membuat orang lain merasa diorangkan oleh kita. Etika bergaul
itu tentu tiada lain kecuali dengan memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya
sebagaimana yang telah diteladankan oleh para Ulama salafush shaleh.
Para ulama terdahulu selalu menjaga etika saat bergaul dengan
sesama. Mereka memperlakukan anak kecil dengan baik terlebih orang yang lebih
tua. Memperlakukan baik orang yang jauh apalagi orang yang dekat. Memperlakukan
baik orang yang bodoh apalagi orang yang alim. Etika bergaul dengan sesama
tidak mengenal pangkat dan keadaan.
Allah Swt berpesan kepasda Nabi Musa As dan Nabi Harun As
untuk berkata dengan sebaiknya perkataan kepada fir’aun. Meski pada
kenyataannya fir’aun merupakan manusia kafir paling fasiq. Dan hal ini semakin
memperkuat bahwa kita harus memperlakukan siapapun dengan sebaik-baiknya. Tapi yang
perlu ditekankan selagi jal tersebut tidak menentang dan keluar dari asas agama
Islam yang telah ditetapkan.
Apa sebenarnya etika bergaul dengan sesama itu?
Secara garis besar etika bergaul dengan sesama adalah melihat
bahwa diri sendiri penuh dengan kekurangan dan orang lain penuh dengan
kesempurnaan. Nah, secara konkrit seperti itulah apa yang seharusnya kita
aplikasikan ketika bergaul dengan sesama. Sehingga jika hal itu kita kerjakan
maka etika kita berada di level sempurna. Namun jika sebaliknya berarti etika
kita saat bergaul masih sangat buruk dan perlu kita koreksi.
Bagaimana cara untuk mencapai etika itu?
Syeikh Bakar bin Abdullah memberikan kisi-kisi sederhana
untuk mencapai hal tersebut. Beliau berkata:
“Jika engkau berkumpul dengan orang yang lebih tua maka
muliakanlah dia dan katakanlah dalam hatimu bahwa dia lebih dahulu masuk Islam
dan amal shalehnya. Jika engkau berkumpul dengan orang yang lebih muda maka
muliakanlah dia dan katakanlah bahwa kamu lebih dulu hidup dan lebih banyak
berbuat dosa. Jika seseorang memuliakanmu maka katakanlah bahwa hal itu
anugerah dari Allah Swt dan kamu tak berhak untuk mendapatkan penghormatan itu.
Jika seseorang menghinamu maka katakanlah bahwa hal itu disebabkan dosa yang
telah kau perbuat.”
Alhasil, dalam bergaul, kita harus selalu menjaga sikap dan etika
kita sesuai petunjuk di atas. Dengan hal itu kita bisa menjadi manusia yang
mempunyai derajat tinggi di sisi Allah Swt. Sebab para ulama sepakat bahwa
derajat manusia senantiasa bertambaha tinggi manakala akhlak dan etika
bertambah tinggi pula. Semoga bermanfaat!
0 komentar:
Posting Komentar