Our social:

Latest Post

Jumat, 04 Maret 2016

Seekor Lalat Dapat Membawa Kebahagiaan

Seekor Lalat Dapat Membawa Kebahagiaan

Pada postingan terdahulu sudah kita ketahui dan kita bahas bersama tentanga bagaimana seharusnya etika kita dengan sesama makhluk. Baik itu manusia maupun hewan. Berikut penulis petikkan kisah, bagaimana ulam-ulama terdahulu mendapatkan derajat yang agung di sisi Allah Swt hanya berkat kasih sayang dan etikanya dengan hewan. Selamat membaca!

Imam al-Ghazali merupakan ulama hebat yang sangat terkenal. Selain masyhur dengan hujjah-hujjahnya yang tajam, beliau juga masyhur sebagai ulama sufi yang pemikirannya tentang tasawwuf memilki daya magic luas di kalangan Muslimin.
Setelah beliau wafat pada tahun 505 Hijriah, beberapa waktu setelah itu ada seseorang yang bermimpi bertemu dengan beliau. Orang tersebut akhirnya bertanya mengenai keadaan beliau di akhirat.

“Bagaimana Allah Swt memperlakukan Anda?” tanya orang itu dalam alam mimpinya.
“Alhamdulillah, Allah Swt memperlakukan aku dengan baik, dan itu berkat seekor lalat. Dulu, ketika aku menulis kitab, seekor lalat hinggap di tempat tintaku. Ia rupanya haus dan minum dari tinta itu. Aku hentikan menulis, aku menunggu lalat itu pergi dari tempat tintaku. Berkat hal itu Allah Swt memperlakukan dengan baik.” Jawab Imam al-Ghazali.

Selain Imam Ghazali, terdapat tokoh lain yang memiliki kisah yang hampir mirip dengan kisah Imam al-Ghazali, yaitu Imam asy-syibli. Beliau adalah tokoh sufi dari abad IV Hijriah yang tumbuh besar di negara Irak.

Pada awalnya Imam asy-Syibli adalah seorang ulama fikih. Beliau dikenal sebagai pakar madzhab Maliki. Namun pada akhirnya beliau menjatuhkan pilihan hidupnya pada ranah tasawwuf. Beliau mendapat bimbingan mengenai tasawwuf dari Imam al-Junaid.

Konon, Imam as—Syibli bisa mencapai derajat tinggi dalam bidang tasawwuf berakt kasih sayangnya terhadap seekor kucing. Saat beliau melewati sebuah jalan di daerah Baghdad beliau melihat seekor kucing dengan tubuh mengigil karena tidak tahan dengan cuaca dingin yang sedang menyelimuti kota Baghdad.

Didorong rasa kasihan Imam asy-Syibli mengambil kucing tersebut. Lalu beliau meletakkannya tepat di lengan bajunya supaya merasakan kehangatan.
Berkat kasih sayang itulah, beliau dituntun oleh Allah Swt untuk menjadi seorang sufi dan menjalani hidup zuhud.

Alhasil, dari petikan dua kisah di atas, dapat kita ambil pelajaran dan hikmah bahwa kita jangan pernah meremehkan amal baik sekecil apapun. Sebab bisa jadi di situlah ridha Allah Swt bersemayam. Begitupun sebaliknya, kita jangan pernah meremehkan perbuatan buruk sekecil apapun. Sebab bisa saja di situ terdapat murka Allah Swt. Na’udzubillahi min dzalika.


Disarikan dari buku Anekdot Fauna, Jumadats Tsaniyah 1429 H, Sidogiri Penerbit.