Jasa Ayam Jantan
Sahabat sekalian. Alhamdulillah saya dianugerahi kesempatan
untuk bisa posting lagi. Alhamdulillah pembaca juga dianugerahi kesempatan
untuk bisa membaca postingan ini. Pada posting kali ini, saya akan bercerita
tentang para ulama yang menggunakan jasa ayam jantan. Monggo....
Beberapa ulama ternyata merasa sangat terbantu oleh ayam
jantan dalam beribadah kepada Allah Swt. Makhlul, seorang ulama dari kalangan
tabiin, misalnya. Konon, ketika ikut berjihad di medan perang, beliau tidak
hanya membawa kuda dan senjata, akan tetapi beliau juga tidak lupa membawa
seekor ayam jantan. Beliau memberi nama ayam jantan miliknya itu dengan nama “Mahbub”.
Si “Mahbub” ini sangat membantu Makhlul terbangun tengah
malam dengan kokok khasnya. Beliau bangun dan berwudhu lalu mengerjakan shslat
malam. Setelah itu, beliau membanguni prajurit-prajurit yang lain dan menyuruh
mereka untuk shalat dua rakaat dan berdzikir kepada Allah Swt.
Tidak hanya makhlul, Said bin Jubair, ulama dari generasi
tabiin pula, juga merasakan hal yang sama seperti yanf=g dialami Makhlul. Said
merasa sangat terbantu dengan kokok ayam untuk bisa bangun beribadah tengah
malam.
Konon, Said pernah memiliki seekor ayam jantan yang suara
kokoknya senantiasa membangunkan beliau untuk beribadah tengah malam. Namun,
pada suatu malam ayam itu tidak terdengar kokoknya sehingga membuat Said bin
Jubair tidak bangun tidur hingga waktu shalat shubuh tiba. Akhirnya beliau
merasa geram dengan ayamnya itu. Beliau sampai melontarkan kata-kata bernada
amarah. “Kenapa dengan dia? Semoga Allah Swt memutus suaranya!” kata beliau
geram.
Setelah do’a Said in Jubair ini, ayam itu benar-benar tidak
terdengar lagi kokoknya. Hingga ibu Said bin Jubair berkat kepadanya: “Engkau
jangan berdo’a buruk lagi kepada sesuatu apapun!”.
Dari sepenggal kisah ini, kita bisa memetik hikmah, bahwa
kita hanyalah manusia biasa yang masih membutuhkan orang lain. Bahkan kita
masih butuh sama hewan. Semoga bermanfaat!
Disarikan dari buku: Anekdot Fauna, Jumadats Tsaniyah 1429 H,
Sidogiri Penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar